ChatGPT prompt framework adalah kerangka kerja atau struktur yang digunakan untuk merancang prompt (perintah) yang efektif saat berinteraksi dengan model bahasa seperti ChatGPT. Dengan menggunakan framework ini, kita dapat memberikan instruksi yang lebih jelas, spesifik, dan konsisten, sehingga mendapatkan hasil yang lebih sesuai dengan yang kita inginkan.
Mengapa
penting?
- Meningkatkan
akurasi:
Prompt yang baik akan menghasilkan respons yang lebih relevan dan akurat.
- Menghemat
waktu:
Dengan prompt yang terstruktur, kita tidak perlu mengulang-ulang
memberikan instruksi.
- Memperluas
kemampuan:
Framework membantu kita mengeksplorasi berbagai kemungkinan penggunaan
model bahasa.
Dalam konteks prompt
engineering, ChatGPT Prompt Framework adalah kumpulan metode yang
dirancang untuk membantu pengguna menyusun pertanyaan atau perintah (prompts)
yang lebih efektif kepada model bahasa seperti ChatGPT. Setiap framework
memiliki pendekatan yang berbeda untuk memaksimalkan keluaran yang dihasilkan.
Berikut adalah penjelasan secara komprehensif mengenai framework R-T-F, T-A-G,
B-A-B, C-A-R-E, dan R-I-S-E:
1.
R-T-F (Role,
Task, Format)
Framework
R-T-F membantu menyusun prompt dengan memperjelas peran, tugas, dan format yang
diinginkan.
- R
(Role / Peran): Menentukan peran yang akan
diambil oleh model. Misalnya, "Kamu adalah seorang ahli
sejarah..."
- T
(Task / Tugas): Merupakan tugas spesifik yang
perlu diselesaikan oleh model. Misalnya, "...jelaskan tentang
peristiwa penting dalam sejarah Perang Dunia II..."
- F
(Format / Format): Menentukan
format output yang diinginkan. Misalnya, "...dalam bentuk daftar
poin-poin."
Contoh
Prompt R-T-F:
“Kamu adalah seorang pakar diet. Jelaskan manfaat kesehatan dari diet
mediterania dalam bentuk paragraf pendek.”
Sebagai
seorang guru fisika, jelaskan konsep gravitasi dalam bentuk poin-poin yang
mudah dipahami siswa kelas 7.
2.
T-A-G (Task,
Audience, Guidelines)
Framework
T-A-G membantu pengguna memberikan instruksi yang lebih terperinci dengan memperhatikan
tugas, audiens, dan panduan yang diberikan.
- T
(Task / Tugas): Menentukan tugas atau permintaan
yang jelas. Misalnya, "Jelaskan konsep fisika kuantum..."
- A
(Audience / Audiens): Menentukan
siapa yang akan menjadi target audiens dari respons model. Misalnya,
"...untuk siswa SMA..."
- G
(Guidelines / Panduan): Menyediakan
panduan atau batasan tambahan untuk mengarahkan keluaran. Misalnya,
"...dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan contoh-contoh
nyata."
Contoh
Prompt T-A-G:
“Buatlah ringkasan tentang teori relativitas untuk siswa SMP, dan jelaskan
dengan bahasa sederhana serta ilustrasi visual jika diperlukan.”
“Tulis sebuah
cerita pendek tentang seorang robot yang ingin menjadi manusia. Tindakannya
meliputi belajar emosi, berinteraksi dengan manusia, dan mengatasi konflik.
Tujuannya adalah menemukan arti keberadaan.”
3.
B-A-B (Before,
After, Bridge)
Framework
B-A-B digunakan untuk mengarahkan model dalam membuat perubahan atau
perbandingan antara dua situasi, dengan fokus pada situasi sebelum, setelah,
dan jembatan di antara keduanya.
- B
(Before / Sebelum): Menjelaskan
situasi atau kondisi awal. Misalnya, "Sebelum penerapan teknologi
hijau..."
- A
(After / Setelah): Menjelaskan
situasi atau kondisi setelah perubahan. Misalnya, "...setelah
penerapan teknologi hijau..."
- B
(Bridge / Jembatan): Menjelaskan
proses atau langkah-langkah yang menghubungkan keduanya. Misalnya,
"...jelaskan bagaimana perubahan ini dapat mengurangi emisi
karbon."
Contoh
Prompt B-A-B:
“Jelaskan dampak ekonomi sebelum dan setelah digitalisasi bisnis, serta
langkah-langkah yang dapat diambil perusahaan untuk berhasil beralih ke model
digital.”
“Sebelum
pandemi, orang-orang sering bepergian menggunakan transportasi umum. Setelah
pandemi, banyak orang lebih memilih bekerja dari rumah. Karena adanya
pembatasan sosial dan kekhawatiran akan penularan virus.”
4.
C-A-R-E (Context,
Action, Reason, End Result)
Framework
C-A-R-E membantu merinci permintaan dengan memberikan konteks, tindakan yang
diperlukan, alasan di balik tindakan, dan hasil akhir yang diharapkan.
- C
(Context / Konteks): Memberikan
latar belakang atau konteks dari permintaan. Misalnya, "Dalam konteks
perubahan iklim..."
- A
(Action / Tindakan): Menyebutkan
tindakan atau langkah yang diinginkan. Misalnya, "...jelaskan apa
yang bisa dilakukan individu untuk mengurangi jejak karbon..."
- R
(Reason / Alasan): Menjelaskan
alasan di balik tindakan tersebut. Misalnya, "...karena emisi
individu berkontribusi signifikan terhadap total emisi global..."
- E
(End Result / Hasil Akhir):
Menggambarkan hasil akhir atau dampak yang diinginkan. Misalnya,
"...sehingga dapat memperlambat laju pemanasan global."
Contoh
Prompt C-A-R-E:
“Dalam konteks kesehatan mental selama pandemi, jelaskan tiga tindakan yang
dapat dilakukan oleh pekerja untuk menjaga kesehatan mental mereka, mengapa
tindakan ini penting, dan hasil apa yang bisa diharapkan jika tindakan tersebut
dilakukan.”
“Dalam
konteks pemasaran digital, buatlah sebuah iklan singkat untuk produk baru kami,
yaitu smartphone X. Tindakannya adalah menarik minat konsumen. Hasilnya adalah
peningkatan penjualan. Contoh iklan yang sukses adalah...”
5.
R-I-S-E (Repeat,
Iterate, Summarize, Extend)
Framework
R-I-S-E adalah strategi untuk mengembangkan prompt yang berfokus pada
pengulangan, iterasi, penjelasan ulang, dan pengembangan ide.
- R
(Repeat / Ulangi): Meminta
model untuk mengulang informasi penting agar lebih jelas. Misalnya,
"Ulangi poin utama tentang manfaat kesehatan dari olahraga..."
- I
(Iterate / Iterasi): Meminta
model untuk menambahkan atau memperbaiki informasi. Misalnya,
"Tambahkan lebih banyak detail tentang bagaimana olahraga
mempengaruhi kesehatan mental..."
- S
(Summarize / Ringkasan): Meminta
model untuk merangkum informasi yang sudah diberikan. Misalnya,
"Ringkaslah cara-cara utama di mana olahraga meningkatkan
kesejahteraan."
- E
(Extend / Kembangkan): Meminta
model untuk mengembangkan ide atau memberikan informasi tambahan.
Misalnya, "Jelaskan lebih lanjut tentang bagaimana olahraga bisa
diintegrasikan ke dalam rutinitas harian."
Contoh
Prompt R-I-S-E:
“Ulangi manfaat dari pola makan seimbang, tambahkan detail tentang pentingnya
vitamin, rangkum manfaat kesehatan dari nutrisi yang seimbang, dan kembangkan
ide tentang bagaimana mengajarkan kebiasaan makan sehat kepada anak-anak.”
“Sebagai
seorang penulis skenario, buatlah skenario singkat berdasarkan plot berikut:
Seorang detektif menemukan petunjuk baru dalam kasus pembunuhan.
Langkah-langkahnya adalah: detektif menemukan petunjuk, detektif menyelidiki
lebih lanjut, detektif mengungkap pelaku. Hasilnya adalah sebuah plot twist
yang mengejutkan.”
Dengan
memahami dan menerapkan framework-framework ini, pengguna dapat mengoptimalkan
kualitas dan relevansi keluaran yang dihasilkan oleh model bahasa seperti
ChatGPT. Dengan memahami berbagai framework ini, Anda dapat merancang prompt
yang lebih efektif dan mendapatkan hasil yang lebih baik dari ChatGPT. Ingatlah
bahwa tidak ada satu framework yang paling baik untuk semua situasi. Pilihlah
framework yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda dan eksperimenlah dengan
berbagai kombinasi untuk menemukan formula yang paling efektif.
Tips
tambahan:
- Jadilah
spesifik:
Semakin spesifik prompt Anda, semakin baik hasil yang akan Anda
dapatkan.
- Berikan
contoh:
Memberikan contoh akan membantu AI memahami maksud Anda dengan lebih baik.
- Ulangi dan
perbaiki:
Jangan takut untuk mengulang dan memperbaiki prompt Anda hingga
Anda mendapatkan hasil yang memuaskan.
Berikut adalah contoh-contoh prompt
untuk mempelajari Alkitab dan teologi Kristen menggunakan berbagai framework:
1.
R-T-F (Role, Task, Format)
·
Prompt: "Kamu adalah seorang teolog Kristen. Jelaskan konteks
sejarah di balik surat Paulus kepada jemaat di Efesus, dalam bentuk esai
singkat."
·
Prompt: "Sebagai ahli apologetika, diskusikan argumen untuk
eksistensi Tuhan yang didasarkan pada desain alam semesta, dalam format dialog
antara seorang skeptis dan seorang apologis."
·
Prompt: "Sebagai seorang teolog Kristen, jelaskan
doktrin Trinitas dalam bentuk paragraf yang mudah dipahami oleh seorang anak
berusia 12 tahun.
·
Prompt: "Sebagai seorang pembimbing rohani, buatlah
renungan harian tentang makna kasih Tuhan berdasarkan kisah baik Samaritang
yang baik.
·
Prompt: "Sebagai seorang ahli Perjanjian Lama, bandingkan kisah
penciptaan dalam Kejadian 1 dan 2, serta jelaskan implikasi
teologisnya dalam bentuk poin-poin.
2.
T-A-G (Task, Audience, Guidelines)
·
Prompt: "Jelaskan konsep Trinitas kepada seorang anak remaja yang
baru mengenal teologi Kristen. Gunakan bahasa sederhana dan berikan analogi
yang relevan."
·
Prompt: "Buatlah ringkasan singkat tentang kitab Kejadian untuk
kelompok studi Alkitab dewasa. Fokus pada tema penciptaan dan janji Tuhan
kepada Abraham, dan jelaskan bagaimana tema-tema ini relevan untuk kehidupan
sehari-hari."
·
Tugas: Mempelajari surat Roma. Tindakan: Jelaskan secara rinci
doktrin pembenaran oleh iman dalam surat Roma, serta berikan contoh
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan: Mendapatkan pemahaman
yang mendalam tentang doktrin pembenaran oleh iman.
·
Tugas: Membandingkan Injil Matius,
Markus, Lukas, dan Yohanes. Tindakan: Identifikasi perbedaan gaya
penulisan dan fokus utama dari setiap Injil. Tujuan: Memahami
perspektif yang berbeda dalam menceritakan kisah Yesus Kristus.
3.
B-A-B (Before, After, Bridge)
·
Prompt: "Jelaskan kondisi rohani Israel sebelum dan setelah
pembuangan ke Babel, dan ceritakan bagaimana peristiwa ini membentuk kembali
pemahaman mereka tentang hubungan dengan Tuhan."
·
Prompt: "Sebelum pertobatan Paulus, jelaskan bagaimana pandangannya
tentang orang Kristen. Setelah pertobatan di jalan ke Damaskus, jelaskan
perubahan pandangannya, dan jelaskan bagaimana pengalaman itu membentuk misinya
sebagai rasul."
·
Sebelum Yesus datang, manusia hidup dalam dosa dan terpisah dari Allah. Setelah
Yesus mati bangkit, manusia dapat berdamai dengan Allah melalui iman. Karena
kematian Yesus di kayu salib menjadi kurban pendamaian bagi dosa manusia.
·
Sebelum reformasi, Gereja Katolik
memegang otoritas mutlak dalam interpretasi Alkitab. Setelah reformasi,
muncul berbagai denominasi Protestan dengan penekanan pada Alkitab sebagai
satu-satunya otoritas. Karena para reformator mempertanyakan
beberapa doktrin dan praktik Gereja Katolik.
4.
C-A-R-E (Context, Action, Reason, End Result)
·
Prompt: "Dalam konteks pelayanan gereja di era digital, jelaskan
tiga cara untuk memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan Injil, mengapa penting
untuk melakukan ini, dan hasil apa yang dapat diharapkan dari tindakan
tersebut."
·
Prompt: "Dalam konteks memahami kitab Wahyu, jelaskan tindakan apa
yang bisa dilakukan untuk menginterpretasikan simbolisme di dalamnya, alasan di
balik pendekatan tersebut, dan hasil yang diharapkan dari interpretasi yang
akurat."
·
Konteks: Dalam konteks Perjanjian Lama, nabi-nabi sering menggunakan
perumpamaan untuk menyampaikan pesan Allah. Tindakan: Jelaskan
perumpamaan tentang anak yang hilang dalam Lukas 15:11-32. Hasil:
Memahami kasih Allah yang tidak terbatas dan selalu siap mengampuni orang
berdosa. Contoh: Hubungkan perumpamaan ini dengan pengalaman pribadi
atau peristiwa terkini.
·
Konteks: Dalam konteks Gereja mula-mula,
para rasul menghadapi berbagai tantangan dalam menyebarkan Injil. Tindakan: Jelaskan
tantangan yang dihadapi oleh Paulus dalam perjalanan misinya. Hasil: Memahami
pentingnya keberanian dan ketekunan dalam memberitakan Injil. Contoh: Berikan
contoh tantangan yang dihadapi oleh misionaris modern.
5.
R-I-S-E (Repeat, Iterate, Summarize, Extend)
·
Prompt: "Ulangi penjelasan tentang bagaimana kasih Allah dinyatakan
dalam perjanjian baru, tambahkan detail mengenai bagaimana kasih ini berbeda
dari konsep kasih di budaya kuno, rangkumkan pemahaman teologis tentang kasih
Allah, dan kembangkan pemikiran tentang bagaimana konsep ini diterapkan dalam
kehidupan modern."
·
Prompt: "Ulangi poin utama tentang peran Maria dalam narasi Injil,
tambahkan lebih banyak detail tentang pandangan teologis yang berbeda mengenai
Maria, rangkumkan kesimpulan dari diskusi ini, dan kembangkan ide bagaimana
pandangan ini mempengaruhi doktrin Mariologi dalam tradisi Kristen."
·
Peran: Seorang guru Alkitab. Input: Kisah penyeberangan Laut
Merah. Langkah: Jelaskan makna teologis dari peristiwa ini, serta
kaitannya dengan kehidupan orang percaya saat ini. Ekspektasi: Pemahaman
yang lebih dalam tentang karya penyelamatan Allah dalam sejarah Israel.
·
Peran: Seorang peneliti Alkitab. Input: Surat Roma
12. Langkah: Analisis
ayat-ayat kunci dan identifikasi tema utama dalam pasal ini. Ekspektasi: Sebuah
makalah singkat yang membahas tentang panggilan orang percaya untuk hidup
kudus.
Menggunakan
framework ini, Anda bisa membuat prompt yang lebih efektif untuk mempelajari
Alkitab dan teologi Kristen secara mendalam dan terstruktur.
Contoh
prompt untuk mempelajari Alkitab dan teologi Kristen secara umum:
- Sebagai seorang pemula
dalam studi Alkitab, buatlah rencana bacaan Alkitab selama satu
tahun yang mencakup Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
- Sebagai seorang
mahasiswa teologi, bandingkan pandangan Calvin dan Arminius tentang
doktrin predestinasi.
- Sebagai seorang
pendeta, siapkan khotbah tentang makna Paskah bagi orang percaya.
Tips
tambahan:
- Gunakan kata
kunci yang spesifik:
Semakin spesifik pertanyaan Anda, semakin baik jawaban yang akan Anda
dapatkan.
- Eksperimen
dengan berbagai prompt: Cobalah berbagai variasi prompt untuk
menemukan yang paling efektif.
- Manfaatkan
sumber daya lain:
Selain ChatGPT, gunakan juga buku, artikel, dan sumber daya online lainnya
untuk memperdalam pemahaman Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar